Alasan Jokowi Keluarkan Program Padat Karya Tunai



Berita Hari Ini - Jakarta Pemerintah telah memulai Program Padat Karya Tunai pada tahun ini. Pada program ini, pemerintah melibatkan masyarakat untuk turut membangun infrastruktur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, program ini dijalankan mengingat masih banyak masyarakat yang menganggur.

"Tahun ini Padat Karya Tunai, Padat Karya Cash. Untuk apa, kita melihat pengangguran masih banyak di desa maupun kota," kata Jokowi, seperti ditulis di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Jokowi mengatakan, program itu efektif dalam mendorong lapangan pekerjaan. Di sisi lain, infrastruktur di wilayah juga terbangun.

Dia bilang, pada program ini, ratusan pekerjaan bisa tercipta di tiap desa. "Kemarin saya lihat di lapangan Padat Karya Tunai baik Jawa Barat, Jawa Tengah satu desa kerja 160-170 orang," ungkap dia.

Jokowi ingin supaya para pekerja digaji harian. Namun, masyarakat sendiri lebih senang dibayar bulanan.

"Tapi minta saya dibayar harian. Tapi ternyata budaya kita dibayar mingguan. Sudah enggak apa-apa, yang paling penting dibayar. Jangan tidak dibayar gitu aja," tandas dia.

Program Padat Karya Ini Bisa Serap 500 Ribu Tenaga Kerja


Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meninjau lokasi program Padat Karya Tunai di Desa Kersanagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, pada Selasa 16 Januari 2018.

Kunjungan tersebut sekaligus menandai dimulainya program Padat Karya Tunai melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di 169 lokasi yang berada di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

Melalui P3-TGAI, Kementerian PUPR berupaya untuk meningkatkan partisipasi petani dalam perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi.

"Di seluruh Indonesia ada 5.000 lokasi untuk P3-TGAI dengan anggaran Rp 1,12 triliun. Program ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 500 ribu orang, dengan masa kerja selama 50 hari," kata Menteri Basuki, Rabu (17/1/2018).

P3-TGAI sebesar 15 persen berada di Jawa Barat, di mana pelaksanaannya berada di 711 lokasi di 19 kabupaten dengan nilai anggaran Rp 160 miliar. Sebanyak 15 orang dilibatkan di tiap lokasi.

Masing-masing lokasi akan mendapat alokasi dana sebesar Rp 225 juta, dengan komposisi Rp 195 juta untuk pekerjaan fisik dan Rp 30 juta untuk tenaga pendamping.

Kementerian PUPR juga merekrut warga lokal untuk menjadi tenaga pendamping, yang bertugas untuk membantu desain pekerjaan dan membuat laporan administrasi.

"Program ini telah memberikan banyak manfaat langsung untuk banyak orang, di antaranya peredaran uang yang semakin luas di masyarakat. Kita berharap tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat desa dapat semakin naik," tukas Menteri Basuki.

Program Lain


Selain P3-TGAI, program Padat Karya Kementerian PUPR lainnya adalah operasi dan pemeliharaan irigasi, yang diadakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Program tersebut terdiri dari 4.754 kegiatan yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 53.136 orang, dengan total anggaran sebesar Rp 1,6 triliun dan alokasi belanja upah Rp 664,2 miliar.

"Ini seminggu saja belum, tapi progresnya cepat sekali," ungkap Presiden Jokowi.

Presiden juga menyatakan bahwa program Padat Karya Tunai ini akan menambah lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

Melalui program ini, tercatat sebanyak 160 petani yang tergabung dalam Gabungan Petani Pemakai Air di Kecamatan Cibeureum melakukan perbaikan saluran irigasi tersier. Saluran irigasi ini mendapatkan air dari Bendung Cikunteun.

Sementara itu, Menteri Basuki mengungkapkan, upah bagi para petani tersebut variatif. Pembayaran itu disesuaikan dengan standar upah lokal di daerah tersebut. "Untuk asisten tukang, itu dibayar Rp 60 ribu per hari, sementara untuk tukang Rp 80 ribu per hari," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.
Electricity Lightning