Musim Kemarau Panjang, Harga Cabai dan Bawang Masih Stabil
Jakarta - Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Namun, harga bahan pangan pokok terpantau stabil, kecuali harga jual beras medium (IR64) yang naik sebesar Rp 500 per kilogram (Kg), serta jeruk nipis dan lemon yang hampir 100 persen kenaikannya.
Dari pengamatan satunkri2016.blogspot.com di Jakarta, Senin (25/9/2017), harga cabai dan bawang stabil di Pasar Grogol, Jakarta Barat.
Cabai rawit merah dijual seharga Rp 20 ribu per kg, cabai keriting merah Rp 25 ribu per kg, harga cabai rawit hijau Rp 25 ribu per kg, cabai merah dan hijau besar masing-masing seharga Rp 24 ribu per kg.
Untuk harga bawang merah dan bawang putih biasa dibanderol masing-masing Rp 24 ribu. Sedangkan harga jual bawang putih cutting sebesar Rp 30 ribu per kg.
"Harga cabai dan bawang masih stabil semua sudah sebulan ini. Panen masih banyak. Kalau hujan berkepanjangan, baru deh tanaman cabai membusuk," kata salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Grogol, Nardi (41) saat berbincang dengan Liputan6.com.
Nardi mengungkapkan, harga jual jeruk nipis dan jeruk lemon terkerek naik hampir 100 persen. Dari semula Rp 25 ribu per kg jeruk nipis, kini harga jualnya sudah menjadi Rp 35 ribu setiap kilonya. Sedangkan jeruk lemon harganya dari Rp 15 ribu-an menjadi Rp 28 ribu per kg.
"Naiknya hampir 100 persen. Karena barangnya tidak ada. Jeruk lemon dari Palembang dan jeruk nipis dari Jawa dan Sulawesi," tutur dia.
Sementara harga garam merek cumi-cumi turun tipis dari Rp 5 ribu jadi Rp 4 ribu per 400 gram. "Ini saya minta atau pesan sudah dari Sabtu, tapi belum datang-datang juga. Harusnya musim kemarau, garam cepat jadi, tapi nyatanya tidak ada," Nardi mengeluhkan.
Di sisi lain, pedagang daging, Ade (23), mengatakan harga daging sapi di Pasar Grogol tetap stabil di harga Rp 120 ribu per Kg. Akan tetapi, berbeda dengan harga beras. Untuk beras IR64 medium per liter dihargai Rp 9 ribu dan Rp 11 ribu per Kg. Harga per Kg beras ini naik Rp 500 dibanding harga sebelumnya sebesar Rp 10.500 per Kg.
"Dari Pasar Induk Cipinang sudah naik harganya, jadi kami ikut naikkan. Pasokan dari Karawang katanya sudah kurang, barang tidak ada akibat cuaca (kemarau)," ujar pedagang beras, Sam (28), asal Lampung.
Sam mengeluhkan penurunan penjualan beras saat ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Karena harga naik, kualitas beras turun, daya beli turun, penjualan jauh dari omzet cuma 5 kuintal per hari dari sebelumnya bisa 8 kuintal per hari. Orang yang tadinya beli 25 Kg jadi cuma 10 Kg," ujar Sam.
Imbas Erupsi Gunung Agung
Erupsi Gunung Agung di Bali dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan bahan pangan ke berbagai daerah. "Pengaruhnya pasti ada, sih. Kalau harga pada naik, biasanya ikut-ikutan menaikkan harga beras," ujar Sam.
Namun tidak bagi Nardi. Dia menilai, bencana alam yang melanda Bali dan sekitarnya akibat erupsi Gunung Agung, tidak akan berdampak pada pasokan bahan pangan.
"Tidak ada pengaruhnya kalau ke pangan. Kebanyakan bahan pangan berasal dari Jawa. Mungkin kalau distribusi Jawa ke Bali akan terganggu, tapi kalau bahan pangan banyak dari Bandung, Bogor, Malang, dan daerah Jawa lainnya," tutur Nardi.
Tidak ada komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.