Gibran Menari Tortor di Acara Adat Kahiyang-Bobby



Berita Hari Ini - Medan - Gibran Rakabuming, ikut menari tortor di acara adat adiknya Kahiyang Ayu di Perumahan Bukit Hijau Regency (BHR) Jalan Setia Budi, Medan, Sumatera Utara.

Pantauan satunkri2016.blogspot.com, Gibran tampak mengenakan jas abu-abu dalam acara tersebut. Turut hadir istrinya, Selvi Ananda bersama putra mereka, Jan Ethes.

Dalam acara Mangalo alo Mora (Menyambut Kedatangan Mora) tersebut, Gibran menari tortor atau manortor dengan memakai topi bulang, topi adat Mandailing bersama sang istri, Selvi.

Sutan Raja Pinayungan, Hendrisyah Harahap mengatakan, mora sebagai kelompok yang sangat dihormati. Maka, apabila datang pada horja, maka disambut dengan gembira.

"Dahulu mora tidak dibenarkan datang sebelum mebat. Sebagai perkembangan adat sekarang, berdasar kesepakatan ditempuh dengan mora datang membawa indahan toppu robu," kata Hendrisyah, Jumat (24/11/2017).

Saat Indahan Toppu Robu tersebut, Kahiyang Ayu mengucapkan kasih atas kedatangan keluarga.

"Alhamdulillah, siang ini kita dapat berkumpul. Saya ucapkan terima kasih kedatangan uda dan Nanguda yang hadir, dan keluarga besar. Semoga semua oleh-oleh yang sudah dibawa dapat diterima tondi," ucap Kahiyang Ayu.

Setelah Kahiyang berbicara, Bobby Nasution juga mengucap terima kasih. Bobby berharap penganan yang dibawa bisa diterima tondi atau menjadi penyemangat mereka dalam berkeluarga.

Selain pihak keluarga, para petua-petua adat serta beberapa tokoh juga ikut dalam prosesi adat tersebut.

Pemotongan Kerbau


Prosesi adat Kahiyang Ayu Siregar-Bobby Nasution dimulai pukul 06.00 WIB. Dimulainya prosesi ditandai dengan lantunan musik khas Mandailing.

Lantunan musik terdengar dari tabuhan gondang yang dimainkan oleh Grup Kesenian Mandailing Gunung Kulabu Pakantan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kerbau sekitar pukul 06.20 WIB.

Menurut salah satu pengetua adat Pandapotan Nasution, Gelar Patuan Kumala Pandapotan, proses adat pemotongan kerbau disebut juga Manalpokan lahan ni horja.

"Dalam suku Mandailing, kerbau merupakan simbol tertinggi dalam adat, karena acara ini adalah acara besar," katanya.

Satu ekor kerbau disiapkan. Kerbau dipakaikan ulos dan dibawa dengan mobil bak terbuka. Kerbau itu sempat memberontak saat diturunkan dari mobil.

Saat disembelih, kepala kerbau menghadap ke arah kiblat (barat). Penyembelihan juga disaksikan para keluarga dan petua-petua adat suku Mandailing yang hadir. Acara ditutup dengan beberapa sambutan oleh petua adat.

Kemudian dilanjutkan dengan sidang adat dan manortor pada pukul 08.00 WIB. Sementara, di luar lokasi acara, di seputaran Perumahan Bukit Hijau Regency (BHR) telah disterilkan oleh pihak keamanan.

Seperti ruko-ruko (rumah toko) yang terletak tepat di samping lokasi. Pada hari biasanya diketahui ramai dikunjungi masyarakat, kali ini tidak. Pihak keamanan dari unsur polisi dan TNI tampak berjaga-jaga, bahkan lokasi parkir kendaraan dan aktivitas masyarakat sepi.

Tidak ada komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.
Electricity Lightning